JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
MODEL 4C (Connection, Challenge, Concept dan Change)
EDY EKO SANTOSO, S.Pd, M.M
SMA NEGERI CANDIPURO
CGP ANGKATAN 9 KABUPATEN LUMAJANG
Pembuatan jurnal dwi mingguan pada pembelajaran modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi ini menggunakan model 4C yakni Connection, Challenge, Concept, dan Change. Model ini merupakan hasil pengembangan dari Ritchhart, Church, dan Morrison (2011). Model ini dapat digunakan untuk merefleksikan materi pembelajaran.
Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
1. Connection:
Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
2. Challenge:
Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
3. Concept:
Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?
4. Change:
Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
CONNECTION
Pada modul 2.1 ini mempelajari tentang pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang berusaha memenuhi kebutuhan murid yang beragam.
Memenuhi kebutuhan murid merupakan inti dari pembelajaran diferensiasi yang sangat berkaitan erat dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan praktik dari pemahaman konsep pembelajaran yang berpusat pada anak yaitu pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru harus dapat mendiagnosa keadaaan muridnya seperti mengidentifikasi kesiapan belajar, minat serta profil belajarnya untuk kemudian dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua murid dapat belajar secara optimal, terlepas dari perbedaan individu mereka.
CHALLENGE
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah solusi dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kebebasan kepada murid untuk mengembangkan potensinya karena pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan minat, kesiapan belajar, dan preferensi belajar murid.
Pembelajaran diferensiasi ternyata menjadi sebuah tantangan bahkan bagi para guru yang sudah terbiasa merancang pembelajaran sesuai dengan metode yang mereka anggap tepat meskipun pada kenyataannya tidak dapat mengembangkan potensi murid sehingga tujuan pembelajaranpun tidak tercapai secara maksimal.
Hal tersebut merupakan tantangan bagi seorang guru penggerak untuk dapat memberikan penguatan kepada rekan guru lainnya agar mampu membuka pandangannya untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, yaitu pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid sehingga murid dapat mengembangkan potensi terbaik mereka.
Selama ini ada kecenderungan memberikan pembelajaran yang sama kepada semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan kemampuan, minat, dan gaya belajar mereka. Hal ini mungkin tidak efektif untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid.
CONCEPT
Berikut ini adalah beberapa konsep utama yang dipelajari dalam modul 2.1
1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya guru untuk memahami perbedaan individu murid, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar adalah sejauh mana murid telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempelajari materi baru.
Murid yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan lebih mudah memahami materi baru, sedangkan murid yang memiliki kesiapan belajar yang rendah akan membutuhkan waktu dan bantuan lebih untuk memahami materi baru.
b. Minat belajar
Minat belajar adalah ketertarikan murid terhadap suatu topik atau materi pelajaran. Murid yang memiliki minat belajar yang tinggi akan lebih termotivasi untuk belajar dan cenderung lebih berhasil dalam belajar.
c. Gaya belajar
Gaya belajar adalah cara murid menyerap dan memproses informasi. Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, ada yang lebih suka belajar secara visual, auditori, atau kinestetik.
3. Strategi pembelajaran berdiferensiasi
Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Ada berbagai strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat digunakan oleh guru, yakni: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
a. Diferensiasi konten adalah strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid.
Guru dapat memberikan materi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesiapan belajar murid.
b. Diferensiasi proses adalah strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar murid.
Guru dapat memberikan aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan gaya belajar murid.
c. Diferensiasi produk adalah strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid.
Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang berbeda-beda sesuai dengan minat belajar murid.
CHANGE
Setelah mempelajari modul 2.1 serta modul-modul sebelumnya semakin memantapkan untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memberikan pelayanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid yang beragam sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkualitas
Beberapa hal yang harus saya lakukan sebagai bentuk perubahan dalam mewujudkan pembelajaran diferensiasi antara lain:
1. Melakukan asesmen diagnostik sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi dan memetaan kebutuhan belajar murid
2. Menggunakan strategi diferensiasi konten, proses serta produk dalam mengakomodir kebutuhan belajar murid
3. Melakukan manajemen kelas yang efektif serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman serta
4. Melaksanakan pembelajaran yang berkelanjutan